Senin, 12 Oktober 2015

Telematika

BAB I    TELEMATIKA

A.    Telematika

v  Apa yang dimaksud dengan telematika (WHAT). Telematika adalah bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Telematika merujuk pada hakekat cyberspace sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi telekomunikasi, media dan informatika.

v  Siapa yang menggunakan telematika (WHO). Yang menggunakan telematika adalah masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa yaitu untuk media komunikasi. Selain untuk berkomunikasi telematika juga digunakan diberbagai bidang yaitu e-Goverment, e-Commerce dan e-Learning.

v  Kapan telematika digunakan (WHEN). Telematika digunakan setiap saat, sekarang ini untuk mendapatkan informasi sangat mudah selain itu informasi juga berubah dan berkembang dengan cepet sehingga memungkinkan setiap waktu untuk diakses.

v  Dimana telematika digunakan (WHERE). Telematika digunakan pada alat-alat elektronik seperti telepon selular dan komputer. Dimana alat elektronik tersebut membutuhkan jaringan untuk dapat digunakan.

v  Mengapa telematika digunakan (WHY). Yaitu karena perkembangan zaman yang sangat pesat dimana kebutuhan akan informasi semakin meningkat agar lebih efektif. Informasi yang sering berubah-ubah dapat diakses dengan cepat.

v  Bagaimana telamatika digunakan (HOW). Dengan penggunaan alat elektronik dan perkembangan yang semakin cepat, dengan adanya jaringan dan terhubung dengan internet semua akan didapat dengan mudah.

B.     Perkembangan Telematika
                   Perkembangan telematika khususnya dinegara indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara-negara lain. Jepang misalnya telematika di Jepang sudah sangat maju dalam hal teknologi dan informasi. Perkembangan telematika dinegara teteangga juga sudah dipergunakan denganbaiki. Di Indonesia penggunaan telematika belum maksimal karena masih ada beberapa daerah yang masih terbatas dalam pemasokan listrik sehingga dengan itu telematika tidak dipergunakan disana. Di indonesia perkembangan telematika mengalami periode berdasarkan yang terjadi dimasyarakat. Perintisannya yaitu pada tahun 1970an sampai 1980an, yaitu karena pasokan listrik masih belum merata dan penggunaan telematika simasyarakat masih terbatas. Periode pengenalan telematika terjadi di tahun 1990an, dimasa itu penngunaan radio dan televisi. IPTEK juga semakin dikenal dengan adanya wartel(warung telepon) dan warnet(warung internet) dengan kapasitas yang terbatas. Periode Aplikasi yaitu terjadi ditahun 2000an dimana mulai terdapat kejahatan telematika yaitu dengan adanya pembajakan, ditahun ini perkembangan telematika dapat diperoleh dengan mudah dan sangat efisien. Sarana-sarana informasi dan transformasi pun saling terhubung satu samalain. Begitu juga di zaman sekarang perkembangan sangat cepet dan semakin canggih.

C.      Tren Kedepan Telematika
   Direncanakan pada tahun 2013 Indonesia akan memasuki masa IndonesiaConnected dimana seluruh provini di Indonesia kan terhubung dalam suatu jaringan. Kemudian pada tahun berikutnya 2014, indonesia dalam tahap Indonesia Informative yaitu diharapkan seluruh aspek baik masyarakat maupun pemerintah menyadari terhadap informasi. Pada tahun 2015, diharapkan Indonesia sudah berada dalam tahap Broadband. Penduduk Indonesia yang banyak membuat sistem keamanan untuk pengguna teknologi menjadi susah untuk diawasi, misalnya sekarang banyak sekali penipuan  dengan menggunakan pesan singkat. Teknologi yang dibutuhkan saat ini harus memiliki karakteristik murah, cepat, memiliki nilai tambah, meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu dijelaskan pula mengenai perkembangan sumber daya yang lebih transparan terhadap pengguna, bahwa peringkat indonesia dalam penggunaka teknologi mulai merangkak naik. Strategi pemerintah sendiri untuk mengembangkan teknoologi informasi adalah adanya kolaborasi, penggunaan kembali pusat inkubasi, insentif dan keamanan yang diperkuat, sehingga teknologi informasi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang untuk mempermudah suatu kinerja.

BAB II   ARSITEKTUR

 

A.   Arsitektur


Arsitektur itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dari sisi client dan sisi server. Untuk penjelasan pertama saya akan membahas mengenai arsitektur telematika. Istilah arsitekturmengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Jadi secara sederhana arsitektur telematika yaitu sebuah struktur desain yang secara logic dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Selanjutnya akan dibahas model arsitektur telematika yang terdiri dari client dan server. Pengertian client-server merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak, yiatu pihak client dan pihak server. 15 tahun sejak diperkenalkan client-server telah menjadi pilihan dalam arsitektur aplikasi. Client-server diaplikasikan pada aplikasi mainframe yang sangat besar untuk membagi beban proses loading antara client dan server. Sebagai dampaknya client-server telah mengubah cara atau pola pikir kita dalam mendesain dan membangun aplikasi. Dan ini sangat membantu end-user dalam peng-harapan tentang “the look and feel” dari multiuser software. Dalam perkembangannya, client-server dikembangkan oleh dominasi perusahaan-perusahaan software besar yaitu Baan, Informix, Lotus, Microsoft, Novell, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan ini adalah superstar pada era pertama dimunculkannya konsep client/ server. Saat ini perusahaanperusahaan ini telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar.





B.  Asitektur Sisi Client

Arsitektur Client merujuk pada pelaksanaan atau penyimpanan data pada browser (atau klien) sisi koneksi HTTP. JavaScript adalah sebuah contoh dari sisi klien eksekusi, dan cookie adalah contoh dari sisi klien penyimpanan.
Karakteristik Klien :
Ø  Memulai terlebih dahulu permintaan ke server.
Ø  Menunggu dan menerima balasan.
Ø  Terhubung ke sejumlah kecil server pada waktu tertentu.
Ø  Berinteraksi langsung dengan pengguna akhir, dengan menggunakan GUI.

C.  Arsitektur Sisi Server

Sebuah eksekusi sisi server adalah server Web khusus eksekusi yang melampaui standar metode HTTP itu harus mendukung. Sebagai contoh, penggunaan CGI script sisi server khusus tag tertanam di halaman HTML; tag ini memicu tindakan terjadi atau program untuk mengeksekusi.
Karakteristik Server:
Ø  Selalu menunggu permintaan dari salah satu klien.
Ø  Melayani klien permintaan kemudian menjawab dengan data yang diminta ke klien.
Ø  Sebuah server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan klien.

             Jenis-jenisya yaitu : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server. Kebanyakan web layanan ini juga jenis server.

Menurut kamus istilah arsitektur dapat diartikan sebagai struktur desain komputer dan semua rinciannya, seperti sistem sirkuit, chip, bus untuk ekspansi slot, BIOS dan sebagainya. 

Tiga elemen utama sebuah arsitektur, masing-masing sering dianggap sebagai arsitektur, adalah:

1)       Arsitektur sistem pemrosesan, menentukan standar teknis untuk hardware, lingkungan sistem operasi, dan software aplikasi, yang diperlukan untuk menangani persyaratan pemrosesan informasi perusahaan dalam spektrum yang lengkap. Standar merupakan format, prosedur, dan antar muka, yang menjamin bahwa perlengkapan dan software dari sekumpulan penyalur akan bekerja sama.
2)       Arsitektur telekomunikasi dan jaringan, menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.
3)       Arsitektur data, sejauh ini merupakan yang paling rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk yang relatif sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi data untuk tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.

                Dengan kemajuan teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi atau lebih dikenal dikenal dengan istilah Telematika atau dalam istilah asingnya ICT (Information and Communication Technology) menawarkan sesuatu yang pada awal perkembangan komputer sangatlah mahal yaitu mini komputer, workstation dan personal komputer yang memiliki kemampuan setara mainframe dengan harga yang jauh lebih murah.

                Hal itu mendorong munculnya paradigma baru dalam pemrosesan data yaitu apa yang disebut Distributed Processing dimana sejumlah komputer mini komputer, workstation atau personal komputer menangani semua proses yang didistribusikan secara phisik melalui jalur jaringan komunikasi.

                Salah satu bentuk dari distributed processing adalah arsitektur client-server. MenurutWikipedia, klien-server atau client-server merupakan sebuah paradigma dalam teknologi informasi yang merujuk kepada cara untuk mendistribusikan aplikasi ke dalam dua pihak: pihak klien dan pihak server. Dalam model klien/server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah, tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen klien dan komponen server. 

                Komponen client juga sering disebut sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponenclient dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari pengguna. Komponen client tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima request dari clinet, dan langsung memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepadaclientClient pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan pengguna.

Kolaborasi Client – Server

1. Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti terlihat pada gambar 1.1                              http://aditpato7.files.wordpress.com/2011/10/tier1.jpg?w=300&h=247
Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.
2. Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
                                       http://aditpato7.files.wordpress.com/2011/10/tier2.jpg?w=300&h=258
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
Ø  Antarmuka pengguna
Ø  Interaksi database
Ø  Pengambilan dan modifikasi data
Ø  Sejumlah aturan bisnis
Ø  Penanganan kesalahan

Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
Ø  Manajemen data
Ø  Keamanan
Ø  Query, trigger, prosedur tersimpan
Ø  Penangan kesalahan

Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
Ø  Kurangnya skalabilitas
Ø  Koneksi database dijaga
Ø  Tidak ada keterbaharuan kode
Ø  Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi

Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.
3. Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
Ø  Layanan presentasi (tingkat client)
Ø  Layanan bisnis (tingkat menengah)
Ø  Layanan data (tingkat sumber data)

Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3
                                  http://aditpato7.files.wordpress.com/2011/10/tier3.jpg?w=300&h=238

Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.


BAB III    LAYANAN TELEMATIKA



Dalam telematika terdapat layanan dengan fungsi pelayanan masing-masing, dimana layanan – layanan tersebut dimaksudkan untuk mempermudah masyarakat dalam penggunaan telematika. Berikut layanan-layanan dalam telematika.

A.   Layanan Informasi  
Pada layanan informasi dalam telematika, menggabungkan sistem komunikasi dengan kendaraan yang bergerak seperti mobil untuk menawarkan layanan informasi yang disebut GPS, Layanan ini menyatukan sistem komunikasi dengan kendaraan seperti mobil untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Contoh dari layanan informasi ini adalah petunjuk jalan. Dan beberapa contoh lainnya yaitu, M – Commerce, VOD, News and weather, Telematik Terminal, Jasa pelayanan internet, Informasi lalu lintas terbaru

Dengan adanya layanan informasi pada telematika masyarakat dipermudah dalam mengakses sebuah informasi, contohnya seperti dengan adanya GPS masyarakat yang tidak mengenal suatu daerah tidak perlu kerepotan menemukan suatu lokasi. Begitu pula dengan hal lainnya. Dengan kemudahan mengakses sebuah informasi hal-hal yang sulit menjadi lebih mudah diselesaikan.

B.   Layanan Keamanan
Keamanan adalah hal yang penting untuk menjaga agar suatu data dalam jaringan tidak mudah hilang. Sistem keamanan membantu mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus. Keamanan jaringan di sini adalah memberikan peningkatan tertentu untuk jaringan. Peningkatan keamanan jaringan ini dapat dilakukan terhadap :
Ø  Rahasia (privacy)
Dengan banyak pemakai yang tidak dikenal pada jaringan menebabkan penyembunyian data yang sensitive menjadi sulit.
Ø  Keterpaduan data (data integrity)
Karena banyak node dan pemakai berpotensi untuk mengakses system komputasi, resiko korupsi data adalah lebih tinggi.
Ø  Keaslian (authenticity)
Hal ini sulit untuk memastikan identitas pemakai pada system remote, akibatnya satu host mungkin tidak mempercayai keaslian seorang pemakai yang dijalankan oleh host lain.

      Convert Channel
Jaringan menawarkan banyak kemungkinan untuk konstruksi convert channel untuk aliran data, karena begitu banyak data yang sedang ditransmit guna menyembunyikan pesan.
Keamanan dapat didefinisikan sebagai berikut :
Ø  Integrity, Mensyaratkan bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang
Ø  Confidentiality, Mensyaratkan bahwa informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
Ø  Authentication, Mensyaratkan bahwa pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
Ø  Availability, Mensyaratkan bahwa informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
Ø  Nonrepudiation, Mensyaratkan bahwa baik pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.

Serangan (gangguan) terhadap keamanan dapat dikategorikan dalam empat kategori utama :
1.      Interruption
Suatu aset dari suatu sistem diserang sehingga menjadi tidak tersedia atau tidak dapat dipakai oleh yang berwenang. Contohnya adalah perusakan/modifikasi terhadap piranti keras atau saluran jaringan.
2.       Interception
Suatu pihak yang tidak berwenang mendapatkan akses pada suatu aset. Pihak yang dimaksud bisa berupa orang, program, atau sistem yang lain. Contohnya adalah penyadapan terhadap data dalam suatu jaringan.
3.      Modification
Suatu pihak yang tidak berwenang dapat melakukan perubahan terhadap suatu aset. Contohnya adalah perubahan nilai pada file data, modifikasi program sehingga berjalan dengan tidak semestinya, dan modifikasi pesan yang sedang ditransmisikan dalam jaringan.
4.      Fabrication
Suatu pihak yang tidak berwenang menyisipkan objek palsu ke dalam sistem. Contohnya adalah pengiriman pesan palsu kepada orang lain.

Seperti halnya fungsi dari sebuah proteksi, diperlukan dalam menjaga suatu kerahasian personal maupun  sebuah organisasi, dimana layanan keamanan dalam telematika dimaksudkan untuk memproteksi data-data atau informasi penting agar tidak mudah diakses oleh orang lain yang tidak berkepentingan. Bentuk hacker yang ditujukan untuk menembus proteksi keamanan juga bermacam-macam sehinga layanan proteksi keamanan harus punya tingkatan masing-masing.

C.   Layanan Context Aware & Event Base
Dalam ilmu komputer terdapat pernyataan bahwa perangkat komputer mempunyai kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalamnya. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.

Context-awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu data dasar user, lokasi user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan acara pesta ulang tahunnya, maka context-aware pada mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan acara ulang tahun dan akan menolak semua panggilan telepon yang tidak berkaitan dengan acara tersebut. Pada sekarang ini sangat dibutuhkan suatu teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi user untuk mengakses informasi setiap saat user membutuhkannya. Yang disebut context-aware computing yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dan akan menjadi trend yang penting untuk dikembangkan kedepannya. Dengan adanya context aware, user tidak perlu selalu memberikan input yang secara eksplisit untuk membuat komputer menjalankan tugas-tugasnya.
Beberapa bagian dari context awareness telah mulai dikembangkan. Misalnya LBS: location-based service. Ketika user mencari keyword tertentu, maka user akan memperoleh hasil yang dibutuhkan tergantung pada posisi user itu berada. Ini juga dapat digabungkan dengan beberapa data dan informasi yang di inputkan dari user. Sebagai contoh user tersebut mencari data lokasi dimana posisi keberadaan user sekarang berada. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:
A.       The acquisition of context
            Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks
            yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu  
            sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi
             tersebut.
B.       The abstraction and understanding of context
Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.
C.      Application behaviour based on the recognized context
Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.

Layanan context aware dan event Base diperlukan untuk membantu pengguna telematika mengkondisikan sesuatu secara otomatis tanpa harus menggunakan cara manual, hal ini sangat membantu pengguna ketika sedang berada pada kesibukan tertentu sehingga lupa mengkondisikan suatu hal, selain itu layanan ini mempermudah pengguna dalam mencari suatu informasi hanya dengan memasukkan sebuah keyword.

D.   Layanan Perbaikan sumber (Resource Discovery Service)
Layanan telematika yang terakhir adalah layanan perbaikan sumber. Resource Discovery Service (RDS) adalah sebuah layanan yang berfungsi untuk penemuan layanan utilitas yang diperlukan. The RDS juga berfungsi dalam pengindeksan lokasi layanan utilitas untuk mempercepat kecepatan penemuan.
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya. Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
Kebutuhan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :
Ø  Dilihat dari bidang ekonomi
Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industry produk barang dan jasa.
Ø  Dilihat dari bidang politik
Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan public sehingga menghasilkan dukungan politik.
Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek, yaitu :
1.      Pengembangan peningkatan kapasitas industry.
2.      Pengembangan layana publik.

Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :
a)       Peningkatan kinerja layanan public yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai katalisator pembangaunan.
b)       Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.










Sumber :
ü  http://bluewarrior.wordpress.com/2009/11/27/arsitektur-telematika/
ü  digilib.unsri.ac.id/download/2tier%20VS%203tier14082009.pdf
ü  http://lintoherlambang.com/arsitektur-aplikasi-client-server.html
ü  http://reffliansii.blogspot.com/2012/10/layanan-pada-telematika.html
ü  http://resty-pumpfh.blogspot.com/2009/12/layanan-telematika.html