Kamis, 22 Desember 2011

Bab VII Perkotaan dan Pedesaan

7.6 Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan 

 

PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN

  1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
  2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
  3. Ukuran Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
  4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
  5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen.
  6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
  7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
Kesimpulan dan saran :
Manusia menjalani kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia disebut makhluk sosial.
Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sumber kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi fenomena apa yang kita saksikan sekarang ini, jauh sekali dari harapan dan tujuan pembangunan Nasional negara ini, kesenjangan Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali membunuh saudaranya (dekadensi moral) hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Pembangunan Wilayah perkotaan seharusnya berbanding lurus dengan pengembangan wilayah desa yang berpengaruh besar terhadap pembangunan kota. Masalah yang terjadi di kota tidak terlepas karena adanya problem masalah yang terjadi di desa, kurangnya sumber daya manusia yang produktif akibat urbanisasi menjadi masalah yang pokok untuk diselesaikan dan paradigma yang sempit bahwa dengan mengadu nasib dikota maka kehidupan menjadi bahagia dan sejahtera menjadi masalah serius. Problem itu tidak akan menjadi masalah serius apabila pemerintah lebih fokus terhadap perkembangan dan pembangunan desa tertinggal dengan membuka lapangan pekerjaan dipedesaan sekaligus mengalirnya investasi dari kota dan juga menerapkan desentralisasi otonomi daerah yang memberikan keleluasaan kepada seluruh daerah untuk mengembangkan potensinya menjadi lebih baik, sehingga kota dan desa saling mendukung dalam segala aspek kehidupan.

Bab VII Perkotaan dan Pedesaan

7.5 Urbanisasi


Pengertian urbanisasi yang sebenarnya menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah,suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itudalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatuwilayah. Proses pengkotaan ini dapat diartikan dalam dua pengertian.

Pengertian pertama adalah merupakan suatu perubahan secara esensial unsur fisik dan sosial-ekonomi-budayawilayah karena percepatan kemajuan ekonomi. Contohnya adalah daerah Cibinong dan Bontangyang berubah dari desa ke kota karena adanya kegiatan industri.

Pengertian kedua adalah banyaknya penduduk yang pindah dari desa ke kota, karena adanya penarik di kota, misalkesempatan kerja.Pengertian urbanisasi inipun berbeda-beda, sesuai dengan interpretasi setiap orang yang berbeda-beda. Dari suatu makalah Ceramah Umum di UNIJA, yang dibawakan oleh Ir. TriatnoYudo Harjoko pengertian urbanisasi diartikan sebagai suatu proses perubahan masyarakat dankawasan dalam suatu wilayah yang non-urban menjadi urban. Secara spasial. Hal ini dikatakansebagai suatu proses diferensiasi dan spesialisasi pemanfaatan ruang dimana lokasi tertentumenerima bagian pemukim dan fasilitas yang tidak proporsional.Pengertian lain dari urbanisasi, dikemukakan oleh Dr. PJM Nas dalam bukunya Pengantar Sosiologi Kota yaitu Kota Didunia Ketiga. Pada
pengertian pertama diutarakan bahwaurbanisasi merupakan suatu proses pembentukan kota, suatu proses yang digerakkan oleh perubahan struktural dalam masyarakat sehingga daerah-daerah yang dulu merupakan daerah pedesaan dengan struktur mata pencaharian yang agraris maupun sifat kehidupan masyarakatnyalambat laun atau melalui proses yang mendadak memperoleh sifat kehidupan kota.
Pengertian kedua dari urbanisasi adalah, bahwa urbanisasi menyangkut adanya gejala perluasan pengaruhkota ke pedesaan yang dilihat dari sudut morfologi, ekonomi, sosial dan psikologi.Dari beberapa pengertian mengenai urbanisasi yang diuraikan di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa pengertian urbanisasi adalah merupakan suatu proses perubahan dari desa ke
kota yang meliputi wilayah/ daerah beserta masyarakat di dalamnya dan dipengaruhi oleh aspek-aspek fisik/ morfologi, sosial, ekonomi, budaya, dan psikologi masyarakatnya.


Bab VII Perkotaan dan Pedesaan

7.4 Masyarakat Pedesaan

ang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memberikan layanan social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan membuat pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.
Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya direguk oleh actor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan.
Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik.
Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia.
           
Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika menerapkan konsep : ”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan, tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.
Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
a. Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
b. Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c. Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d. Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e. Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

Bab VII Perkotaan dan Pedesaan

7.3 Aspek Positif dan Negatif

Aspek Positif dan Negatif
a.      Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan, sedangkan di desa sangat sulit untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah industrinya.
b.      Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat, sedangkan di desa sangat sulit didapatkan karena didesa sarana dan prasarana kurang memadai
c.       Karena teknologi yang berkembang pesat di kota timbul hal negative seperti ; kecanduan bermain game on-line, situs-situs yang tidak berguna untuk pendidikan kehidupan sehari-hari,dll.

Bab VII Perkotaan dan Pedesaan

7.2 Hubungan Desa dan Kota

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
(i) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
(ii) Inovasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
(iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;
(iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan tinggal di kota.

Bab VII Perkotaan dan Pedesaan

7.1 Pengertian Masyarakat Perkotaan


Pengertian masyarakat menurut para ahli. Definisi masyarakat. Konsep masyarakat. Pengertian masyarakat. Pengertian penduduk menurut para ahli. Masyarakat adalah. Pengertian masyarakat menurut beberapa ahli.
Definisi kesehatan masyarakat menurut para ahli. Pengertian komunitas menurut para ahli. Masyarakat menurut para ahli. Defenisi masyarakat menurut para ahli. Pengertian kesehatan masyarakat menurut para ahli. Defenisi masyarakat. Definisi masyarakat menurut para tokoh.
Arti masyarakat menurut para ahli. Pengertian rakyat menurut para ahli. Pengertian masyarakat kota menurut para ahli. Pengertian masyarakat kota. Pengertian desa menurut para ahli. Pengertian sehat menurut para ahli. Pengertian manusia menurut aristoteles. 

Arti masyarakat. Pengertian kesehatan. Definisi kesmas. Pengertian masyarakat secara umum. Definisi penduduk. Pengertian masyarakat desa. Pengertian kota menurut para ahli.
Masyarakat. Pengertian masyarakat menurut. Definisi kota menurut para ahli. Kesehatan masyarakat menurut para ahli. Pengertian desa menurut beberapa ahli. Masyarakat menurut ahli. Definisi kesehatan masyarakat menurut who.
Pengertian kesmas. Pengertian masyarakat adalah. Definisi komunitas menurut para ahli. Masyarakat menurut koentjaraningrat. Unsur masyarakat menurut koentjaraningrat. Definisi kesehatan masyarakat. Pengertian manusia menurut beberapa ahli.
Pengertian kesehatan masyarakat. Pengertian masyarakat umum. Definisi masyarakat menurut ahli. Definisi masyarakat menurut koentjaraningrat. Pengertian kesehatan menurut who. Arti kesehatan menurut para ahli. Definisi desa menurut para ahli.
Pengertian masyarakat menurut ilmuwan sosial. Pengertian ilmu kesehatan masyarakat menurut who. Masyarakat abstrak. Pengertian kota menurut ahli. Pengertian kesehatan masyarakat menurut ahli. Komunitas menurut para ahli. Pengertian masyarakat menurut para tokoh.
Masyarakat menurut beberapa ahli. Pengertian sehat menurut ahli. Definisi ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian masyarakat abstrak. Pengertian masyarakat menurut pendapat para ahli. Pengertian komunitas menurut koentjaraningrat. 10 pengertian masyarakat menurut para ahli.
Definisi rakyat menurut para ahli. Definisi kesehatan. Pengertian konsep masyarakat. Pengertian masyarakat menurut beberapa ilmuwan sosial. Definisi sehat menurut para ahli. Definisi komunitas. Pengertian masyarakat dari para ahli. 

Definisi masyarakat menurut. Defenisi kesehatan masyarakat menurut para ahli. Definisi ilmu kesehatan masyarakat menurut para ahli. Pengertian hubungan masyarakat menurut para ahli. Budaya. Difinisi masyarakat. Arti sehat menurut para ahli. 

Pengertian kesehatan masyarakat secara umum. Definisi masyarakat kota. Pengertian masyarakat menurut parah ahli. Pengertian masyarakat desa menurut para ahli. Pengertian ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian masyrakat menurut para ahli. Pengertian komunitas.
Masyarakat menurut. Pengertian kesehatan masyarakat menurut who. Definisi rakyat. Pengertian masyarakat betawi. Pengertian desa. Definisi masyarakat umum. Definisi komunitas menurut koentjaraningrat.
Definisi masyarakat desa menurut para ahli. Definisi kesehatan masyarakat menurut ahli. Defenisi kesmas. Konsep masyarakat menurut koentjoroningrat. Definisi hubungan masyarakat menurut para ahli. Pengertian sehat menurut beberapa ahli.