Minggu, 17 April 2011

Bab IV. 4.1 Pengertian Cinta Kasih

Pengertian Cinta Kasih

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang kepada seseorang atau kepada Tuhan. Sedangkan kata Kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasihan. Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.

Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1.Cinta bersifat manusiawi
2.Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3.Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.

Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ichlas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.

Dan Cinta juga selalu menyatakan unsur - unsur dasar tertentu yaitu:
1.Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2.Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3.Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4.Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.

Menurut Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta , bukan cinta segitiga dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur, yaitu:
Keterikatan, adalah perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
Keintiman, yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan sekedar nama panggilan.
Kemesraan, yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen apabila jauh atau lama tak bertemu, ucapan – ucapan yang menyatakan sayang, saling menium, merangkul dan sebagainya.
Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks mengemukakan bahwa wanita dan pria dapat disebut normal dan dewasa bila mampu mengadakan relasi seksual dalam bentuk normal dan bertanggung jawab, hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek dan konflik psikis bagi kedua belah pihak serta tidak bersifat paksaan. Sedangkan untuk yang bertanggung jawab adalah bahwa kedua belah pihak menyadari konsekuensinya dan bertanggung jawab terhadapnya. Misalnya, mau menikah dan memelihara anak yang menjadi hasil relasi seksual yang dilakukan.

Abnormalitas menurut Dra. Kartini dibagi dalam tiga golongan, yaitu:
1.Dorongan Seksual yang abnormal
Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya.
Perzinahan (adultery) merupakan relasi seksual yang dilakukan oleh pria atau wanita yang tidak sah secara agama dan hukum.
Perkosaan (rape) merupakan perbuatan cabul dengan cara kekerasaan atau paksaan.
Bujukan (seduction) merupakan bujukab atau rayuan untuk mengajak bersetubuh.

2.Partner Seks yang abnormal
Homoseksualitas, terhadap sesama jenis.
zoofilia, terhadap hewan.
Pedofilia, Terhada anak di bawah umur.
Geronto-seksualitas, Pria terhadap wanita tua.

3.Dalam pemuasan dorongan seksual
Voyeurism atau Peeping Tom, dilakukan seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang lain telanjang.
Transvestutisme, merupakan gejala pathologis yang memekai pakaian lawan jenis.
Transseksualisme, terjadi pada sesorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berlawanan dengan kenyataan.

KASIH SAYANG
Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
1.Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
2.Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
3.Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
4.Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
5.Cinta Terhadap Allah

KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.


PEMUJAAN
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.

Unsur-unsur cinta

1. Komitmen, adalah suatu sifat yang paling mendasar dalam hubungan, dengan komitmen berarti dalam hubungan anda telah membangun pondasi yang baik. Dan tentuanya hubungan anda akan menjadi kuat.

2. Nafsu atau keinginan untuk tetap bersama dengan anda yang cinta, dalam kontek ini adalah nafsu yang positive bukan nafsu sesaat, nafsu ini dimaksudkan adalah anda akan merasa ingin sekali bersama terus dengan pasangana.

3. Keintiman. ini adalah perasaan yang sangat mendalam kepada pasangan.

C. Cinta Idiel Mempunyai 3 unsur

keterikatan (perasaan dimana hanya ingin bersama orang yang dicintai), keintiman (perasaan dimana ditunjukkan bahwa antar satu sama lain sudah tidak ada jarak lagi), kemesraan (suatu perasaan dimana ingin merasakan bentuk sentuhan fisik dari orang yang dicintai).

D. kasih

Kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh rasa belas kasihan

E. Hubungan seksual yang normal dan bertanggung jawab

Menurut saya hubungan seks yang normal dan bertanggung jawab yaitu pada saat kita sudah menikah dan sudah dihalalkan oleh agama.

F. Abnormal perverse
menurut saya itu adalah hubungan seks yang tidak normal,tidak bertanggung jawab

G. Dra. Kartini Kartono membagi dalam 3 golongan dalam hal abnormalitas dalam pemuasan seks, yaitu :

a) pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan oleh para wanita karena keterbatasan biaya dan kekurangan dalam hal ekonomi.

b) perzinahan (adultery) dilakukan oleh pria dan wanita yang bukan merupakan pasangan ilegal.

c) perkosaan (rape) yaitu perbuatan cabul yang disertai paksaan.

d) bujukan (seduction) yaitu bujukan misalnya mengajak untuk bersetubuh.

Partner seks yang abnormal

a) Homoseksualitas, yaitu dua orang berkelamin sama yang melakukan hal hubungan layaknya pasangan lawan jenis.

b) Zoofila, merupakan bentuk cinta mesra antara manusia kepada binatang.

c) Pedofilia, yaitu suatu bentuk pemuasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak kecil.

d) Geroto-seksualitas, dilakukan oleh pemuda yang melakukan hubungan dengan wanita yang jauh lebih tua.

3.Dalam pemuasan dorongan seksual

a) Voyurism atau Peeping Tom, yaitu dilakukan oleh seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang telanjang, sebagian besar dilakukan oleh pria dibandingkan wanita.

b) Transvestutisme, yaitu merupakan gejala pathologis yang dilakukan dengan cara memakai pakaian dalam lawan jenis.

c) Transseksualisme, terjadi ketika seseorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berbeda dengan struktur tubuhnya.
H. bentuk cinta menurut Erich Fromm.

Erich Fromm (1983:24-27),seorang pengarang buku yang berjudul “Seni Mencintai” yang menyebutkan bahwa cinta itu memberi bukan menerima. Yang penting dalam memberi adalah dasar – dasar dari hal yang bersifat manusiawi. Misalnya saja yaitu pengasuhan,tanggung jawab,perhatian,pengenalan.


Tingkat kemesraan
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur yaitu remaja, rumah tangga, dan manusia lebih lanjut yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Kemesraan dalam tingkat remaja
Kemesraan ini terjadi pada masa puber,atau genetal pubertas yaitu masa dimana remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat (heteroseksual). Tingkat kemesraan antara pria dan wanita tentunya sangatlah berbeda yaitu misalnya saja disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1) Jumlah wanita pada umumnya lebih banyak daripada wanita
2) Masyarakat maupun wanita lebih mengarah pada perkawinan monogami
3) emansipasi wanita dan kemunduran pria terjadi dalam banyak hal seperti dalam karier.
2. Kemesraan dalam rumah tangga
Merupakan kemesraan antara suami dan istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun pertama perkawinan kemesraan masih sangat terasa,tetapi seiring berjalannya waktu kebutuhan semakin berkurang dalam hal kemesraan,hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu misalnya saja seperti faktor fisik yang sudah tidak menarik perhatian lagi,faktor psikis yaitu rasa jenuh terhadap pasangan yang ada,setelah itu faktor berikutnya adalah faktor sosial,yaitu karena tadinya sang istri memperhatikan suami sekarang lebih memperhatikan anak – anaknya maupun cucunya. Hal – hal tersbut dapat memicu kurangnya kemesraan antara hubungan suami dan istri. Faktor kasih sayang yang merupakan perekat dalam kerukunan rumah tangga.
3. Kemesraan manusia usia tingkat lanjut

SUMBER :
Dr. Salito W. Sarwono
Arie's Blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar