1. Teknik Delphi
Teknik atau proses Delphi, pertama
kali dikembangkan oleh N. C. Dalkey, Helmer, dan rekan pada tahun 1950an
dan 1960an dalam Rand Corporation, yang pada saat sekarang terkenal
sebagai suatu teknik untuk membantu pengambilan keputusan-keputusan yang
mengandung risiko dan ketidakpastian, misal forecasting jangka panjang.
Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik Delphi termasuk ke dalam teknik pengambilan keputusan modern yang merangsang kreativitas dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan gagasan orang lain untuk mencapai Konsensus dalam pengambilan keputusan kelompok. Teknik ini juga merupakan salah satu teknik peran serta dalam pengambilan keputusan stratejik.
Teknik Delphi yang didasarkan pada sebuah proses ter-struktur untuk mengumpulkan dan membawa pengetahuan dari sekelompok ahli dengan cara serangkaian kuesioner maupun yang di-kontrol dengan pendapat umpan balik (Adler dan Ziglio, 1996). Menurut Helmer (1977) Delphi merupakan perangkat komunikasi yang berguna di antara sekelompok ahli sehingga memudahkan pembentukan kelompok itu.
Teknik Delphi merupakan latihan dalam kelompok komunikasi antara panel secara geografis ahli (Adler dan Ziglio, 1996) yang memungkinkan para ahli teknik sistematis untuk menangani masalah kompleks dengan suatu tugas. Inti dari teknik ini cukup mudah, yaitu terdiri dari serangkaian kuesioner dikirim baik lewat mail atau melalui sistem komputerisasi, untuk pra-ahli yang dipilih grup. Kuesioner ini dirancang untuk mendapat tanggapan dan pengembangan individu sebagai cara untuk menimbulkan masalah yang nantinya akan diperbaiki oleh pra-ahli.
Partisipan untuk teknik Delphi tidak saling kenal satu sama lain. Biasanya secara fisik berjauhan dan tidak saling bertemu. Semua komunikasi antar partisipan dengan cara kuesioner dan umpan balik dari pemantau seorang Staf.
2. Teknik Kelompok Nominal
Pada dasarnya, TKN adalah rapat kelompok yang terstruktur terdiri dari 7-10 individu duduk berkumpul tetapi tidak berbicara satu sama lainnya. Setiap orang menulis gagasannya di selembar kertas. Setelah 5 menit, dilakukan saling tukar pikiran yang terstruktur. Setiap orang mengajukan satu gagasan. Seseorang yang ditunjuk sebagai notulen mencatat seluruh gagasan itu di kertas di depan seluruh anggota kelompok. Kesemuanya berlanjut sampai dengan tidak ada lagi gagasan yang dikemukakan. Diskusi masih juga belum ada.Keputusan kelompok adalah jumlah matematis dari seluruh suara masing-masing individu.
Proses Delphi
dan TKN telah terbukti lebih produktif dibandingkan sumbang saran.
Masing-masing memiliki catatan sukses. Perbedaan dasar antara proses
delphi dan TKN menurut Gibson (1997:293) adalah:
- Partisipan untuk Delphi tidak saling kenal satu sama lain, sementara TKN sudah saling kenal.
- Partisipan TKN duduk saling berhadapan, sementara Delphi secara fisik berjauhan dan tidak pernah saling bertemu.
- Pada proses Delphi, semua komunikasi antar partisipan dengan cara kuesioner tertulis dan umpan balik dari pemantauan seorang staf. Pada TKN, partisipan berkomunikasi secara langsung.
Teknik
ini membantu kelompok dalam menghasilkan sejumlah ide, mengevaluasi dan
memilih solusi secara lebih terstruktur dan sistematis. Dalam teknik
ini, setiap anggota kelompok menulis ide dan solusi, membacakan ide dan
solusinya kepada orang lain, mendiskusikan dan merangking seluruh
alternatif. Teknik ini juga sangat berguna terutama sekali bila sebuah
isu merupakan isu yang kontroversial. Menurut Rizky (2004) format dasar
teknik ini dijabarkan sebagai berikut:
- Sebuah kelompok dibentuk untuk mendiskusikan topik atau masalah yang spesial.
- Setelah masalah dipahami dengan baik, setiap individu diminta untuk menuliskan ide-idenya. Untuk menuliskan ide-ide diberikan waktu selama kurang lebih 30 atau 40 menit. Setiap orang diminta untuk inovatif dalam menghasilkan ide.
- Kemudian, seluruh ide dituliskan pada papan tulis agar kelompok dpat mengetahui pandangan setiap individu. Pada tahap ini, sesi diskusi, kritik, saran dan evaluasi belum dibuka.
- Seketika seluruh alternatif solusi telah dijabarkan, sesi diskusi mulai dibuka. Setiap orang boleh mengajukan kritik dan saran, evaluasi serta perbaikan membangun untuk setiap ide. Pada tahap ini, diskusi tentang alternatif solusi dimulai dari alternatif atau ide yang pertama kali diajukan/ ditulis di papan, dimana pengajuan dilakukan secara acak. Setiap anggota kelompok dapat meminta klarifikasi informasi dan kritik untuk setiap alternatif guna mengidentifikasi pandangan pro dan kontra.
- Setiap anggota individu yang terlibat diskusi diberikan waktu 30 detik untuk beragumentasi, mempertahankan kebaikan idenya, atau mendukung ide tertentu yang dianggap baik.
- Bila seluruh alternatif telah didiskusikan, setiap anggota kelompok merangking seluruh alternatif yang menurut pandangan mereka terbaik dan paling memungkinkan untuk diterapkan.
- Pemimpin kelompok kemudian menentukan pilihan akhir berdasarkan pilihan alternatif tertinggi atau alternatif yang paling banyak dipilih. Teknik ini mengikuti teknik penentuan keputusan dengan suara terbanyak (voting). Sebelum keputusan akhir diambil, kelompok dapat mendiskusikan kembali pilihan alternatif terbaik pada urutan teratas (3 atau 5), dan kemudian melakukan teknik voting ronde kedua.
Dengan teknik ini dapat mengurangi hambatan terhadap pengambilan keputusan secara berkelompok yaitu dengan:
- Memisahkan brainstroming dari tahap evaluasi.
- Mempromosikan keseimbangan partisipasi diantara anggota kelompok.
- Memadukan teknik voting secara matematis untuk meraih kesepakatan bersama.
Hal
yang perlu diingat dalam penggunaan teknik ini yaitu pemimpin diskusi
harus bertindak sebagai moderator yang baik agar cara pandang obyektif
dapat muncul, sehingga setiap anggota dapat memilih dan merangking
alternatif tanpa terikat pada bias pemikiran kelompok. Saat
pendekatan kelompok nominal murni dikembangkan menjadi teknik khusus
untuk pengambilan keputusan dalam organisasi, pendekatan ini dinamakan nominal group technique (NGT) dan terdiri dari langkah berikut ini:
- Pembangkitan ide yang tidak terucapkan melalui tulisan
- Umpan balik round-robin dari anggota kelompok, yang mencatat setiap ide dalam frasa pendek pada flip chart atau papan tulis
- Pembahasan setiap ide yang tercatat untuk klarifikasi dan evaluasi
- Voting individu mengenai ide prioritas, dengan keputusan kelompok diambil secara matematis menurut rating.
Sebuah
studi menemukan bahwa individu yang bekerja sendiri dan kemudian masuk
dalam kelompok nominal menjadi superior, tetapi untuk pembangkitan ide
melalui komputer, kelompok yang utuh (seperti kelompok kerja reguler)
menghasilkan lebih banyak ide (dengan kualitas tinggi) daripada orang
yang bekerja dalam subkelompok atau individu dalam kelompok nominal.
Menurut Mansoer (1989:71) Cara pelaksanaan teknik ini ialah:
- Sebelum diskusi kelompok dilakukan setiap orang harus menuliskan gagasannya tentang masalah.
- Kemudian setiap anggota menyampaikan gagasannya pada kelompok secara bergiliran. Sebelum semua gagasan dikemukakan tidak diadakan diskusi.
- Kelompok mulai mendiskusikan idea-idea yang terhimpun untuk mencari kejelasan gagasan dan sekaligus menilainya.
- Setiap anggota kelompok secara bebas sendiri-sendiri menyusun urutan pemikiran. Gagasan atau pemikiran yang berada pada urutan teratas dijadikan sebagai keputusan.
Dengan
teknik ini kelompok dapat mengambil keputusan secara formal tanpa
menghambat kebebasan pribadi, namun tidak terjadi debat bertele-tele
seperti lazim terjadi pada diskusi tradisional.
Sedangkan Robbins (2002:123) menyebutkan langkah-langkah teknik kelompok nominal sebagai berikut:
- Para anggota bertemu dalam suatu kelompok, namun sebelum dilaksanakan diskusi apapun juga setiap anggota secara independen menuliskan ide-idenya tentang masalah yang dihadapi.
- Periode berdiam diri ini dilanjutkan dengan presentasi oleh masing-masing anggota tentang ide-ide mereka dihadapan kelompok. Masing-masing anggota bergiliran mengelilingi meja untuk mempresentasikan setiap ide sampai seluruh ide selesai dipresentasikan dan dicatat (biasanya pada sebuah flip chart atau papan tulis) tidak diperbolehkan adanya diskusi sampai keseluruhan ide-ide dicatat.
- Kemudian kelompok tersebut mendiskusikan ide-ide itu untuk mendapatkan kejelasan dan melakukan evaluasi.
- Masing-masing anggota kelompok secara diam-diam merengking ide-ide tersebut secara sendiri-sendiri.
- Keputusan akhir ditentukan oleh ide yang mendapat rengking tertinggi.
Keuntungan
utama dari teknik ini adalah bahwa teknik ini menyediakan waktu bagi
para anggota kelompok untuk bertemu secara formal, namun tidak membatasi
pemikiran-pemikiran independen, sebagaimana yang sering terjadi dalam
interaksi kelompok secara tradisional.
Menurut Syamsi (2000) perbedaan teknik Delphi
dan teknik kelompok nominal pada pokoknya adalah teknik Delphi
merupakan teknik pengambilan keputusan kelompok secara lebih tertutup,
sedangkan teknik kelompok nominal itu lebih terbuka.
sumber :
- Widyaymini, Pengantar Organisasi & Metode, Gunadarma, Jakarta, 1996.
- vqeenlittlep.blogspot.com
- www.fe.unpad.ac.id
- opini pemimpin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar